Primbon
Bilas, setelah selesai siraman karya Herjaka HS
Serial Primbon 108
Selamatan Tingkep (2)
Urutan Upacara TingkepanSelamatan Tingkep (2)
- PEMBUKAAN. ucapan selamat datang dan ucapan terimakasih atas kedatangan para tamu undangan.
- SUNGKEMAN. Upacara dimulai dengan mengarak keluar calon Ibu didampingi calon Bapak ke tempat/ruangan yang telah disediakan, untuk melakukan upacara sungkeman. Calon Ibu dan calon Bapak diapit oleh kerabat melakukan sungkem kepada eyang, bapak ibu dari pihak pria, bapak ibu dari pihak wanita, untuk memohon doa restu, dilanjutkan dengan menyalami para tamu undangan.
- SIRAMAN. Kemudian segenap kerabat menuju ke tempat upacara siraman. Kesempatan pertama yang memandikan adalah eyang putri dan dilanjutkan oleh Ibu dari pihak pria dan kemudian ibu dari pihak wanita dengan disertai doa dan restunya, agar kelak Ibu dan Anak selamat dan mudah dalam menghadapi kelahiran. Setelah Eyang putri, Ibu pihak pria dan ibu pihak wanita selesai memandikan, dilanjutkan oleh para pinisepuh putri sehingga jumlahnya mencapai tujuh orang.
- MECAH CENGKIR. Bersamaan dengan selesainya upacara siraman, calon Bapak melakukan upacara memecah cengkir muda dengan parang yang dihias janur. Sekali ayun harus dapat pecah, sebagai lambang doa pengharapan agar anaknya lahir dengan cepat dan lancar seperti pecahnya cengkir.
- MEMOTONG JANUR. Selanjutnya calon Bapak Ibu diiringi masuk ke ruang dalam untuk ganti busana. Setelah selesai ganti busana, calon Bapak dan calon Ibu menuju tempat/ruang yang sudah disiapkan untuk melakukan upacara memotong Janur. Janur yang telah dihilangkan lidinya, disabukkan melingkar pada pinggang calon Ibu. kemudian calon Bapak, dengan mengunakan keris yang pada ujungnya ditancapi Jambe, memotong janur sampai putus, harapannya agar kelak calon Ibu dapat melahirkan dengan mudah.
- BROJOLAN. Upacara dilanjutkan dengan Brojolan. Dalam upacara ini kain yang dipakai calon Ibu dimasukkan dua cengkir yang telah dilukis gambar Dewa Kamajaya dan Dewi Ratih atau Arjuna dan Sumbadra. Tugas memasukan cengkir ini dilakukan oleh Ibu dari pihak puteri. sementara itu Ibu dari pihak pria menerima kedua cengkir yang dibrojolkan sambil berucap “Pria mau, Wanita juga mau, yang penting selamat. Kalau lahir Pria supaya tampan seperti Batara Kamajaya, kalau lahir Wanita cantik seperti Batari Ratih. Selanjutnya kedua cengkir yang sudah diterima tersebut digendong dibawa masuk ke kamar dan ditidurkan seperti layaknya bayi yang baru lahir.
- MEMAKAI JARIT. Setelah upacara Brojolan,
calon Ibu melakukan upacara memakai Jarit tujuh macam secara
bergantian. sebagai simbolisasi doa pengharapan untuk anak yang
sedang dikandung. dengan urutan sebagai berikut :
- Jarit dengan motif Wahyutumurun, dengan harapan agar mendapat wahyu dari Tuhan
- Jarit dengan motif Sidomulyo, dengan harapan agar hidupnya mendapat kemuliaan.
- Jarit dengan motif Sidoasih, dengan harapan agar senantiasa hidupnya mendapat kasih sayang dari orang-orang disekelilingnya.
- Jarit motif Sidoluhur, dengan harapan agar menjadi orang yang berbudi luhur
- Jarit dengan motif Satriawibawa dengan harapan agar memiliki watak kesatria dan kewibawaan.
- Jarit dengan motif Sidodrajat dengan harapan agar memperoleh pangkat dan derajat yang baik.
- Jarit dengan motif Sidomukti supaya mukti.
Jalannya upacara pemakaian jarit ini adalah sebagai berikut: ketika calon ibu yang mengandung tujuh bulan tersebut memakai jarit yang nomor satu, ia meminta pendapat kepada para pinisepuh dan tamu undangan mengenai pantas dan tidaknya kain yang dikenakan. Para tamu undangan mengatakan tidak pantas. Selanjutnya calon ibu memakai jarit nomor dua, tamu undangan mengatakan tidak pantas. Demikian seterusnya hingga sampai pemakaian jarit yang nomor enam. Baru setelah calon ibu memakai jarit nomor tujuh dengan motif Sidomukti, para pinisepuh dan tamu undangan mengatakan pantas.
Setelah selesai Calon Ibu dan Calon Bapak masuk ke ruang dalam, tentunya jarit-jarit yang tidak jadi dipakai tersebut berserakan melingkar seperti petarangan atau sarang ayam atau tempat untuk bertelur dan mengerami telurnya. Kemudian busana tadi digendong dan ikut dibawa masuk.
- ANDRAWINA. Sebentar kemudian,
Calon Bapak memakai beskap, sabuk dan blangkon dengan motif
Bangotulak dan jarit bermotif Sidomukti dan Calon Ibu memakai
Jarit bermotif Sidomukti, kebaya hijau dan kemben dengan motif
Bangotulak, keluar kembali menuju ruang pahargyan. Diawali
dengan doa dan dilanjutkan dengan makan bersama, Bapak dari
pihak pria mengedhuk tumpeng dan diberikan kepada calon Bapak
dan calon Ibu untuk dimakan bersama, dengan harapan agar anak
yang lahir kelak dapat rukun dengan siapa saja seperti Bapak dan
Ibunya.
Pada waktu makan ditambah lauk ikan Lele dan brurung Kepodang (jenis lauk yang berwarna kuning) sebagai harapan agar jika lahir laki-laki, berwajah tampan dan berkulit kuning bersih, dan jika lahir perempuan supaya kepala bagian belakang rata seperti ikan lele sehingga jika dipasang sanggul dapat menempel dengan baik.Hidangan pesta ditutup dengan penjualan Dawet. - PENUTUP. Selamat jalan dan terimakasih
Inti upacara Tingkepan adalah mensucikan calon Ibu beserta bayi yang ada dalam kandungan agar selalu sehat segar bugar, bersih lahir batin, siap menghadapi saat kelahiran dan selamat. Selain itu juga sebagai ucapan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan Tuhan bagi calon Bapak dan Ibu untuk mengandung, melahirkan dan mendampingi anak sebagai ciptaan baru. dan sekaligus memohon agar sesuatunya berjalan lancar dan selamat.
Herjaka HS
Posting Komentar untuk "Primbon Selamatan Tingkep (2)"